Let's embark on a new journey

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit.

Title Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Title Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Title Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.

Title Text

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua.


Information


Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari saat bertanding pada babak pertama Indonesia Open 2025 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Lihat Foto

bulu tangkis Indonesia yang akrab disebut Badminton Lovers mengharapkan PBSI untuk menangani cedera dan masalah mental atlet dengan serius.

Pasalnya, penanganan yang kurang maksimal dalam hal itu dinilai bakal menjadi penghambat prestasi Indonesia dalam. 

Seperti yang diungkapkan Rifa (25), seorang Badminton Lovers yang menyaksikan kembalinya gemuruh Indonesia Open 2025 di babak semifinal.

“Benahi mentalnya, tangani cederanya dengan baik, sampai sembuh total, karena semua itu memengaruhi prestasi mereka,” kata Rifa saat kepada Kompas.com, Sabtu (7/6/2025).

Pernyataan itu senada dengan badminton lovers lainnya, Bagus (28). Ia menyoroti negara lain seperti Malaysia, Cina, hingga Korea Selatan yang mampu mengembalikan atletnya ke kondisi prima pasca-cedera. 

Menurut Bagus, penanganan oleh federasi negara itu patut dicontoh. 

“Kayak An Se Young kan berkali-kali cedera gitu kan, tapi dia balik lagi-balik lagi. Karena ya mungkin penanganannya cepat dan tepat gitu.”

“Tapi kayaknya kalau di kita agak lambat ya kalau cedera gitu,” jelasnya saat ditemui di hari kedua Indonesia Open 2025, Rabu (4/6/2025).

Selain penanganan cedera, penguatan mental atlet juga dianggap penting untuk membangun kepercayaan diri. Khususnya cara atlet menghadapi komentar negatif di media sosial. 

“Jadi mungkin PBSI perlu cari cara gimana atlet itu enggak terlalu berefek negatif gitu ya dari media sosial. Karena ngaruh kan, cibiran-cibiran gitu ya, pasti,” tuturnya.

Penggemar lainnya, Murni (40) pun sependapat. Menurut wanita asal Depok itu, banyak pebulu tangkis Indonesia yang berada dalam naungan PBSI membutuhkan bantuan profesional untuk pembenahan mentalnya.

“Mungkin terlalu banyak pressure dan banyak juga kayaknya perlu ada psikolog mungkin ya, yang bisa menyebabkan itu,” katanya saat ditemui di hari final Indonesia Open 2025, Minggu (8/6/2025).

Sementara itu, menurut Andy (27), kondisi cedera yang menyerang beberapa atlet secara bersamaan menunjukkan adanya masalah struktural di badan federasi yang harus segera dibenahi.

Ia mengatakan, PBSI sebagai federasi yang menaungi atlet-atlet itu harus bertanggung jawab atas keberlangsungan karier mereka, termasuk di antaranya penanganan cedera dan mental atlet.




“Penanganan cedera dan pembekalan mental pastinya penting untuk memastikan atlet bisa berkarier lama dan konsisten mencetak yang hasil yang baik,” katanya saat ditemui di hari yang sama, Minggu, 8 Juni 2025.